CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Kamis, 23 Februari 2012

Pendekatan dalam Apresiasi Sastra


            Pendekatan sebagai suatu prinsip atau landasan yang digunakan oleh seseorang sewaktu mengapresiasi dapat bermacam-macam yaitu:
1.      Pendekatan Parafrastis dalam Mengapresiasi Sastra
                        Pendekatan parafrastis adalah strategi pemahaman kandungan makna dalam suatu cipta sastra dengan jalan mengungkapkan kembali gagasan yang disampaikan pengarang dengan menggunakan kata-kata maupun kalimat yang berbeda dengan kata-kata dan kalimat yang digunakan pengarangnya. Tujuan akhir dari penggunaan pendekatan parafrastis itu adalah untuk menyederhanakan pemakaian kata atau kalimat seorang pengarang sehingga pembaca lebih mudah memahami kandungan makna yang terdapat dalam suatu cipta sastra.

 
                        Penerapan pendekatan parafrastis selain untuk mempermudah upaya pemahaman makna suatu bacaan, juga digunakan untuk mempertajam, memperluas dan melengkapi pemahaman makna yang diperoleh pembaca itu sendiri. Sebab itu, dalam pelaksanaannya nanti, pendekatan parafrastis ini, selain dapat dilaksanakan pada awal kegiatan mengapresiasi sastra, juga dapat dilaksanakan setelah kegiatan apresiasi berlangsung.
           
2.      Pendekatan Emotif dalam Mengapresiasi Sastra
                        Pendekatan emotif dalam mengapresiasi sastra adalah suatu pendekatan yang berusaha menemukan unsur-unsur yang mengajuk emosi atau perasaan pembaca.
            Prinsip-prinsip dasar yang meletarbelakangi adanya pendekatan emotif yaitu pandangan bahwa cipta sastra merupakan dari karya seni yang hadir dihadapan masyarakat pembaca untuk dinikmati sehingga mampu memberikan hiburan dan kesenangan.
                        Selain berhubungan dengan masalah keindahan yang lebih lanjut akan berhubungan dengan masalah gaya bahasa seperti metafor, simile maupun penataan setting yang mampu menghasilkan panorama yang menarik. Penikmatan keindahan itu juga dapat berhubungan dengan menyampain cerita, peristiwa, maupun gagasan tertentu yang lucu dan menarik sehingga mampu memberikan hiburan dan kesenangan kepada pembaca.
                        Penikmatan keindahan itu lebih lanjut juga dapat berhubungan dengan masalah pola persajakan dan paduan bunyi yang lebih lanjut dapat menghadirkan unsur-unsur musikalitas  yang merdu dan menarik.
                        Untuk menemukan dan menikmati cipta sastra yang mengandung kelucuan, anda tentunya juga  harus memilih cipta sastra yang tertentu. Ragam itu misalnya ragam humor dan ragam komedi. 

3.      Pendekatan Analitis dalam Mengapresiasi Sastra
                        Pendekatan analitis adalah suatu pendekatan yang berusaha memahami gagasan, cara pengarang menampilkan gagasan atau mengimajikan ide-idenya, sikap pengarang dalam menampilkan gagasan-gagasannya, elemen intrinsik dan mekanisme hubungan dari setiap elemen intrinsik itu sehingga mampu membangun adanya keselarasan dan kesatuan dalam rangka membangun totalitas bentuk maupun totalitas maknanya.
                        Dalam pelaksaannya, penerapan pendekatan analitis ini diawali dengan kegiatan membaca teks secara keseluruhan. Setelah itu, pembaca menampilkan beberapa pernyataan yang berhubungan dengan unsur-unsur intrinsik yang membangun cipta sastra yang dibacanya. Misalnya, sewaktu pembaca mengapresiasi salah satu judul cerpen, lewat judul cerpen yang bacanya itu, setelah pembaca melaksanakan kegiatan baca terhadap keseluruhan cerpen itu secara skimming, pembaca lebih lanjut menampilkan pertanyaan-pertanyaan, misalnya bagaimana penokohannya, setting-nya, perwatakan setiap tokoh, dan pertanyaan tentang unsur intrinsik lain yang terdapat dalam cerpen itu. Setelah itu, pembaca kembali membaca ulang sambil berusaha menganalisis setiap unsur yang telah ditetapkannya.

4.      Pendekatan Historis dalam Mengapresiasi Sastra
                        Pendekatan historis adalah suatu pendekatan yang menekankan pada pemahaman tentang biografi pengarang, latar belakang peristiwa kesejarahan yang melatar belakangi masa-masa terwujudnya cipta sastra yang dibaca, serta bagaimana perkembangan kehidupan penciptaan maupun kehidupan sastra itu sendiri pada umumnya dari zaman ke zaman.
                        Prinsip dasar yang melatarbelakangi lahirnya pendekatan ini adalah anggapan bahwa cipta sastra bagaimanapun juga merupakan bagian dari zamannya. Salain itu, pemahaman terhadap biografi pengarang juga sangat penting dalam upaya memahami kandungan makna dalam suatu cipta sastra. Sebab itulah telaah makna suatu teks dalam pendekatan sosiosemantik / sangat mengutamakan konteks , baik konteks sosio, budaya, situasi atau zaman maupun konteks kehidupan pengarangnya sendiri.

5.      Pendekatan Sosiopsikologis dalam Mengapresiasi Sastra
                        Pendekatan sosiopsikologis adalah suatu pendekatan yang berusaha memahami latar  belakang kehidupan sosial-budaya, kehidupan masyarakat, maupun tanggapan kejiwaan atau sikap pengarang terhadap lingkungan kehidupannya ataupun zamannya pada saat cipta sastra itu diwujudkan. Dalam pelaksaannya, pendekatan ini memang sering tumpang tindih dengan pendekatan historis. Akan tetapi, selama masalah yang akan dibahas untuk setiap pendekatan itu dibatasi dengan jelas, maka ketumpangtindihan itu pasti dapat dihindari.
                        Contoh penerapan pendekatan sosio-psikologi itu misalnya kita membaca puisi Chairil berjudul “Diponegoro” jika dalam pendekatan historis kita dapat membahasnya lewat pembahasan tentang biografi pengarang, peristiwa kesejarahan yang terjadi pada masa itu serta telaah tentang bagaimana perkembangan ataupun hubungan antara puisi  “Diponegoro” itu dengan puisi-puisi Chairil sebelumnya maupun dengan perkembangan karya sastra pada umumnya. Maka dalam pendekatan sosio-psikologis, apresiator berusaha memahami bagaiman kehidupan sosial masyarakat pada masa itu, bagaimana sikap pengarang terhadap lingkungannya, serta bagaimana hubungan antara cipta sastra itu dengan zamannya.

6.      Pendekatan Didaktis dalam Mengapresiasi Sastra
                  Pendekatan didaktis adalah suatu pendekatan yang berusaha menemukan dan memahami gagasan, tanggapan evaluatif maupun sikap pengarang terhadap kehidupan. Gagasan, tanggapan maupun sikap itu dalam hal ini akan mampu terwujud dalam suatu pandangan etis, filosof, maupun agamis sehingga akan mengandung nilai-nilai yang mampu memperkaya kehidupan rohaniah pembaca.
                        Dalam pelaksanaannya, penggunaan pendekatan didaktis ini diawali dengan upaya pemahaman satuan-satuan pokok pikiran yang terdapat dalam suatu cipta karta. Satuan pokok pikiran itu pada dasarnya disarikan dari paparan gagasan pengarang, baik berupa tuturan ekspresif, komentar, dialog, maupun deskripsi peristiwa dari pengarang atau penyairnya. Dalam penerapan pendekatan didaktis ini, sebagai pembimbing kegiatan berpikirnya, pembaca dapat berangkat dari pola berpikir, misalnya jika Malin kundang itu akhirnya mati karena durhaka kepada ibunya, maka dalam hidupnya, manusia itu harus bersifat baik kepada orang tua.



Daftar Pustaka
Aminuddin. 2010. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Malang: Sinar Baru Algensindo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar