CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Rabu, 26 Juni 2013

Puisi Laura Rafti

Puisi-puisi Laura Rafti di Metro Riau, 24 Juni 2012


Sapaan Toga
Toga yang menyapa lafaz asa
Menyentuh rahasia derap

Membuatku
Menerjang pekat rintangan
Mencabik kerasnya bharavase*
Walaupun tetes-tetes air mata bercucuran, batin berdarah
Tapi aku tetap meniti senja dengan sayap-sayap perjuangan
Demi memenuhi kerinduan kesakralan wisuda
Membayar pengorbanan ayah bunda

*Kanada =  harapan

Kucing

Kucing menggerakkan ekor, mengendus jemari perihku
Menggerutu di tajam sorot lubuk sendu tersakiti
Berusaha mencakar sajak-sajak lukaku
Namun, tak sanggup menjamah hamparan kecewa tersurat suram
                                                            Pekanbaru, 3 Juni 2012                    


Pohon

Di balik pohon tertegun bulan
Akar-akar kata menjelajah saluran tak sesuai mimpi di fajar matahari senja
Bunga-bunga  puisi tercipta  membalut ranting-ranting keluh
Buah mengepak ngepakkan sayapnya bersama dedaunan jatuh
Menyihir penikmat kata, menyusup ke jaringan air mata
                                                            Pekanbaru, 3 Juni 2012


Lalai

Lalai merenggut curahan sayang-Mu
Membuatku lunglai
Terdampar aku di selat sesal
                                                            Pekanbaru, 5 Juni 2012








Puisi-puisi Laura Rafti di Xpresi Riau Pos, 17 Maret 2013


Meringkas Hati
Meringkas hati  busur cinta pipih pertama
dari kedua
memulai menyiapkan baju-baju cerita
 janjimu berspasi deklaratif bertisu di sofa mulutmu
mencintaiku setulus rupa edelwais rindu
namun, bengkel makna keluar dari simpang[kata-kata]
jalan[jalan] bersua di malam koma, kan selalu sama diminta
telah sampai pada pedangterlupa
“[dan]aku jatuh pada lonceng curam nan sama”
menghilang lagi berminggu di antah berantah
 menggantung di jemuran tak berpintu
berhenti di titik
selesailah ringkasan luka

Mungil dalam Dosa
Dada menggelegak mempertontonkan khilaf menyelam pada kelam
dari  sebalik cinta menukikkan hidup  menikam nyawa
menghadirkan kesucian mungil dalam dosa
seburat kelangsungan ini pagi memandikan lumut senja di mentari nan kuyup
ada rengek meramaikan rerumah berubah merah demam
tanpa tanggung, jawabnya “hanya memuntahkan kamboja di rahim nestapa”
lalu kala sesal…
nganga langit runtuh di lebam kata bunda mengusir muka
2012 








Puisi-puisi Laura Rafti di Xpresi Riau Pos 24 Februari 2013

Dataran Berpinggang
Berdiri aku di  kelung sang langit
menyisirkan rambut milik mendung
terjulur berdentam ke dataran berpinggang
malam menampung hujan
untuk berwudhu tangan sampai kaki nyawa[Atma]
nan khusuk bulan berka’bah
menyimpan embun persiapan meranggas raga
 saat membenamkan tulang dalam tanah
                                                Pekanbaru, 19 Februari 2013

Ci[tumpah]
: Chee
Kita kenal dari sekolom teratai
Ci selalu menyibak ceri merah samping aula
dan menyambung dagu
dengan semilir pagi sedang meminum susu di kantin
sebelum hari bertaman angin yang turun dari lereng
aku telah telah berkalbi padamu
kala perpisahan kurasakan kebiasaan Ci[tumpah]
dan kebingungan mencari[Ci]
dia kembali saat kumengurai perpisahan
kini bukan dengan[Ci]
tapi, dengan[nya] dalam mereka
                                                            Pekanbaru, 19 Januari 2013


Sepenggal Nasi 
Sudut sempit kasur
“berpeta prihatin kita sahabat”
sepenggal  nasi...
selirik barisan sendok tersuapi dari sering
mie pada [mie] terbentang selilit
ke hati
ucap kebersaman yang  sumbang
di tawa
kumenerima kekuranganmu
saat diterimanya obrak-abrik
di sudut sempit keluwung egoku terpahami
                                                                        Pekanbaru, 8 Januari 2013

 

 

Puisi-puisi Laura Rafti di Xpresi Riau Pos 10 Februari 2013

Bilik Suara
Kala keroncongan
di perut-perut yang kemalaman
reduplikasi waktu
masih mengeluarkan rerumus kiri
cacing galau dalam pusar
tetapi, kos berpagar lapis sedepa wajah
dengan kancing bolongan nafas
inilah pertemuan suara di balik bilik
hatif tanpa mata selunjur di setiap inci malam sitatap
 “Bang sate! “Bang bakso!” “Bang nasi goreng”
tanpa ba nan bu dibungkus kenyang masuk kantong hitam
terjulurlah tangkai sapu
disisipkan selentik jantung
dan yayu  mengasung 5000an
lalu di kamar hening terhidang makanan dari surga syukur
                                                Pekanbaru, 1 Januari 2013

Haribaan Tangis
Dedaun kuyup diguyur reremah gelas subuh
kumelunakkan sumsum  luka di haribaan tangis
membuka jendela kembang sepatu
memandang luar dengan hati mematuk
Adakah rengkarnasi kesejatian Romeo dan Juliet?
ataukah hanya dongeng dalam kelambu
kolam setia kehilangan kaos rindu
dan luber mantan di wewayang paraPecinta
 “lengkara se[jati cinta]!”
Berharap  kejujuran walafiat
tapi, kecolongan pernikahan tanah kelahiranku
                                    Pekanbaru, 3 Januari 2013







Puisi-puisi Laura Rafti di Xpresi Riau Pos Minggu, 9 Desember 2012


Enjawantah Dusta
Tercuim bau anyir hati terkorban di dalam perutnya
telah lama dikau paksakan nanah bohong terkunyah
 “Apa makna perjalanan menempuh jingga
dihatinya?”
daku terpasung
saat  musim purnama lalu, drama seling[kuh] dimainkan
bayangbayangnya telah terpatah
sebelum nyata menutup kantuk
dan potret kunangkunang mesra menyelinap ke permukaan tufa
engku kalapkan elegi kalbi
memonolitkan sumpah di enjawantah dusta
akulah karas
menektarkan rahim terberi ke kekasihmu
hingga tertelan...


Dunia Termangu Dinganga
Duniaku dalam ruang kanvas termangu
sajakku rumpang di tugas yang mengaga
tiap lewati ragam baku menggosok layar takdir
lalu kepusingan di kebulatan kanan atau kiri
sebab terhisap lembaran menyemur dari putih
suka itu mengepel beban menjenuh
pada kamar kata hinggap satu persatu ke isa reranting sepi
menggurat...
bermohon seperti Sutardji “kucing dalam darah”
tapak tilas tergetar rusuk terpisah
meskipun, menjadi puisi khayalan kesayangan
tanpa ariari
Pemimpi pelosok kerikil kasar menempa kulit [pu]lau[isi]
terjatuh kilir pun tak mengapa
menangkar 11 jari rekah sakura hingga terbenam jiwa ....
                        Pekanbaru, 28 November 2012


Sembilanku-mu
Simpang empat membelokkan jembatan ukiran 9 kelahiranku
9 mawar putih menggugurkan kenanga
mengunyahkan malam senin barzanzi yang menggulirkan kemagriban hening
wanita meninggalkan rumah, laki-laki ke masjid mengazani liang telinga
agar semua berduyun kegua bertapa berseling 
di khusuk pantai 5 waktu dan sepertiga malam ke satu terMaha
                                                            Pekanbaru, 30 November 2012
 


Puisi Laura Rafti di Metro Riau 16 Juni 2013


Kado Dari Ufuk Tak Dikenal

Saat umur mengulur 1 cm
kriput melunturkan aroma kulit
gagah menuju pergi
rentan menjelma datang

Takdir dari ufuk tak kukenal
Bersenandung
 “ gula mencumbu dermaga darah!”

Khawatir melingkar rekah merekah
usaha beruntun terarah
tapi, takdir kuat merengkap
Manusia hanya bisa pasrah
Berserah.....

Pekanbaru, 2 Agustus 2012



 

 

Puisi-puisi Laura Rafti di Xresi Riau Pos 27 januari 2013

Tunggang Kabur

Gedung bertambah
jalan bersidekap panas gerobak salamlah dengan hujan
“ duh, tak sanggup menyewa kemewahan”
seragam tiba!
“enyahlah”
tunggang kabur hingga tak tampak
“cari aman sajalah”

2012

Biduk langit

Cinta kelam mulai merangkak hilang
saat ombak melabuhkan
tengah tiga bintang dalam kujur aku
tapi, masih menulis diari di biduk langit
mengulang hubungan cecap lain kupukupu
denganku
walau, kembali pulang kepatahan kepala

2012 

Rapuh
Tak ingin mengutuk mandi
mengguyur rapuh
tampak utuh

2012

Ke Lahat 

Sirine mengalungi bulu kuduk
titip bahagia di pelupuk duka
kain putih membalut ibu...
nyawa mengepal tanah ke lahat
lalu nisan tak terbalas..

2012

 

 


Selasa, 25 Juni 2013

Analisis Makrotekstual

Pemahaman konteks situasi dan budaya dalam wacana dapat dilakukan dengan berbagai prinsip penafsiran dan prinsip analigi. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah:
1.      Prinsip penafsiran personal
Prinsip penafsiran personal berkaitan dengan kesungguhannya yang menjadi partisipan dalam suatu wacana.
2.      Prinsip penafsiran lokasional
Prinsip ini berkenaan dengan dengan penafsiran tempat atau lokasi terjadinya suatu situasi (keadaan, peristiwa, dan proses) dalam rangka memahami wacana (Sumarlam, 2009:46).
3.      Prinsip penafsiran temporal
Prinsip penafsiran temporal berkaitan dengan pemahaman mengenai waktu . berdasarkan hal tersebut kita dapat menafsirkan kapan atau berapa lama waktu terjadinya suatu situasi (peristiwa, keadaan, proses) (Sumarlam, 2009:46).
4.      Prinsip analogi
Prinsip analogi digunakan sebagai dasar, baik oeh penutur maupun mitra tutur, untuk memahami makna dan mengidentifikasi maksud dari (bagian atau keseluruhan) sebuah wacana (Sumarlam, 2009:46).
5.      Prinsip inferensi
Inferensi adalah proses yang harus dilakukan oleh komunikasi (pembaca/penulis/penutur) untuk memahami makna yang secara harfiah tidak terdapat dalam wacana yang diungkapkan oleh komunikator (pembaca/penulis/penutur).
6.      Diksi (pilihan kata)
Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan; dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengarnya (Keraf, 1984:24).

 
DAFTAR PUSTAKA
Pamungkas, Sri. 2012. Bahasa Indonesia dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Bentuk Preposisi


            Menurut Alwi, dkk (2003:288) Jika ditinjau dari segi bentuknya, preposisi ada dua macam, yaitu preposisi tunggal dan preposisi majemuk. Bentuk serta makna preposisi tunggal dan majemuk yaitu sebagai berikut:
a.       Preposisi Tunggal
Preposisi tunggal adalah preposisi yang hanya terdiri atas satu kata. Bentuk preposisi tunggal tersebut dapat berupa (1) kata dasar, misalnya di, ke, dari, dan pada, dan (2) kata berafiks, seperti selama, mengenai, dan sepanjang.
1.      Preposisi yang Berupa Kata Dasar
Preposisi dalam kelompok ini hanya terdiri atas satu morfem. Berikut adalah contohnya.
akan                                         takut akan kegelapan
antara                                      antara anak dan ibu
bagi                                         bagi para mahasiswa
buat                                         buat teman-teman
dari                                          berasal dari bogor
demi                                        demi orang tua                                   
dengan                                      pergi dengan temannya
di                                             duduk di  kursi
hingga                                     hingga sekarang
ke                                            pergi ke kantor
kecuali                                     kecuali buku
lepas                                        lepas pantai
lewat                                       lewat tengah malam
oleh                                         dibeli oleh Ati
pada                                        ada pada saya
per                                           per kilogram
peri                                          peri kehidupan
sampai                                     sampai pagi
sejak/semenjak                        sejak kecil
seperti                                      seperti kakak dan adik
serta                                         lemari dan meja serta kursi
tanpa                                       tanpa tersenyum
tentang                                    berbicara tentang moneter      
untuk                                       buku untuk Tono        
             
2.      Preposisi yang Berupa Kata Berafiks
Prepoisi dalam kelompok ini dibentuk dengan menambahkan afiks pada bentuk dasar yang termasuk kelas kata verba, adjektiva, atau nomina. Afiksasi dalam pembentukan itu dapat berbentuk penambahan prefiks, sufiks, atau gabungan kedua-duanya.
-          Preposisi yang berupa kata berafiks:
bersama                            pergi bersama kakak
beserta                             ayah beserta ibu
menjelang                        pergi menjelang malam
menuju                             pergi menuju kota
menurut                           menurut rencana
seantero                           seantero dunia
sekeliling                          sekeliling rumah
sekitar                              sekitar kota
selama                              selama libur akhir pekan
sepanjang                         sepanjang masa
seputar                             seputar Indonesia
seluruh                             seluruh aturan
terhadap                           terhadap ayah
-    Preposisi yang berupa kata bersufiks:
bagaikan                            cantik bagaikan bidadari       
-    Preposisi yang berupa kata berprefiks dan bersufiks:
melalui                               dikirimi melalui pos
mengenai                           berceramah mengenai kenakalan remaja
b.      Preposisi Gabungan
Preposisi gabungan jenis pertama terdiri atas dua preposisi yang letaknya berurutan. Berikut ini adalah contoh preposisi yang yang berdampingan.
1.         Preposisi yang Berdampingan
daripada                        Menara ini lebih tinggi daripada pohon itu
kepada                          Buku itun berikan kepada adik
oleh karena                    Ia tidak masuk oleh karena penyakitnya
oleh sebab                     Tanaman itu mati oleh sebab kekeringan
sampai ke                      Kami berjalan samapi ke bukit
sampai dengan               Nyoman menggarap soal nomor lima sampai dengan sepuluh
selain dari                     Selain dari kakaknya ia juga terpilih
2.            Preposisi yang Berkorelasi
antara … dengan …                              dari … ke …
antara … dan …                                   dari … sampai …
dari … hingga                                        sejak … hingga…
dari … sampai dengan …                      sejak … sampai …
dari … sampai ke …     
   
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.