Pemahaman konteks situasi dan budaya dalam wacana dapat
dilakukan dengan berbagai prinsip penafsiran dan prinsip analigi. Prinsip-prinsip
yang dimaksud adalah:
1. Prinsip
penafsiran personal
Prinsip penafsiran
personal berkaitan dengan kesungguhannya yang menjadi partisipan dalam suatu
wacana.
2. Prinsip
penafsiran lokasional
Prinsip ini
berkenaan dengan dengan penafsiran tempat atau lokasi terjadinya suatu situasi
(keadaan, peristiwa, dan proses) dalam rangka memahami wacana (Sumarlam,
2009:46).
3. Prinsip
penafsiran temporal
Prinsip penafsiran
temporal berkaitan dengan pemahaman mengenai waktu . berdasarkan hal tersebut
kita dapat menafsirkan kapan atau berapa lama waktu terjadinya suatu situasi
(peristiwa, keadaan, proses) (Sumarlam, 2009:46).
4. Prinsip
analogi
Prinsip analogi
digunakan sebagai dasar, baik oeh penutur maupun mitra tutur, untuk memahami
makna dan mengidentifikasi maksud dari (bagian atau keseluruhan) sebuah wacana
(Sumarlam, 2009:46).
5. Prinsip
inferensi
Inferensi adalah
proses yang harus dilakukan oleh komunikasi (pembaca/penulis/penutur) untuk
memahami makna yang secara harfiah tidak terdapat dalam wacana yang diungkapkan
oleh komunikator (pembaca/penulis/penutur).
6. Diksi
(pilihan kata)
Pilihan kata atau
diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan
yang ingin disampaikan; dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai
(cocok) dan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat
pendengarnya (Keraf, 1984:24).
DAFTAR PUSTAKA
Pamungkas, Sri. 2012. Bahasa Indonesia dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta: Andi
Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar