Medan makna merupakan kelompok kata yang maknanya saling terjalin, maka
kata-kata umum dapat mempunyai anggota
yang disebut hiponim. Contoh : makanan yang
mempunyai hiponim: lauk-pauk dan sayur-sayuran; kata lauk-pauk mempunyai hiponim: tahu, tempe, ayam goreng, ikan goreng.
Medan makna adalah bagian
dari sistem semantik bahasa yang menggambarkan bagian dari bidang kebudayaan
atau realitas dalam alam semesta tertentu dan yang direalisasikan oleh seperangkat
unsur leksikal yang maknanya berhubungan. Umpamanya, nama-nama warna
membentuk medan makna tertentu. Begitu
juga dengam nama perabot rumah tangga, istilah olah raga, dan istilah kekerabatan. Contoh: Istilah-istilah kekerabatan dalam bahasa jawa untuk
menyebut seseorang didalam kelompok kerabatnya adalah sebagai berikut:- Ego menyebut orang tua laki-laki dengan Bapak atau Rama.
- Ego menyebut orang tua perempuan dengan Simbok atau Biyung.
- Ego menyebut kakak laki-laki dengan Kamas, Mas, Kakang Mas, Kakang, Kang.
- Ego menyebut kakak perempuan dengan Mbak Yu, Mbak, Yu.
- Ego menyebut adik laki-laki dengan Adhi, Dhimas, Dik, Le.
- Ego menyebut adik perempuan dengan Adhi, Dhi Ajeng, Ndhuk, Dhenok.
- Ego menyebut kakak laki-laki dari ayah atau ibu dengan Pak Dhe, Siwa, Uwa.
- Ego menyebut kakak perempuan dari ayah atau ibu dengan Bu Dhe, Mbok Dhe, Siwa.
- Ego menyebut adik laki-laki dari ayah atau ibu dengan Paman, Pak Lik, Pak Cilik.
- Ego menyebut adik perempuan dari ayah atau ibu dengan Bibi, Buklik, Ibu Cilik, Mbok Cilik.
- Ego menyebut orang tua ayah atau ibu baik laki-laki maupun perempuan dengan Eyang, Mbah, Simbah, Kakek, Pak Tua. Sebaliknya Ego akan disebut Putu.
- Ego menyebut orang tua laki-laki/ perempuan dua tingkat diatas ayah dan ibu Ego dengan Mbah Buyut. Sebaliknya Ego akan disebut dengan Putu Buyut, Buyut.
- Ego menyebut orang tua laki-laki/perempuan tiga tingkat diatas ayah dan ibu Ego dengan Mbah Canggah, Simbah Canggah, Eyang Canggah. Sebaliknya Ego akan disebut Putu Canggah, Canggah.
Kolokasi
(berasal dari bahasa latin colloco) yang berarti ada di tepat yang sama. kata-kata
yang berkolokasi ditemukan bersama atau berada bersama dalam satu tempat atau
satu lingkungan. Jadi, kekerabatan dalam suku jawa temasuk dalam golongan makna
kolokasi karena membicaraaan berada pada satu tempat atau satu lingkungan yaitu
membicarakan tentang kekerabatan dalam bahasa jawa. Dalam kekerabatan suku jawa
dibagi lagi menjadi 13 kolokasi yaitu:
- Ego menyebut orang tua laki-laki dengan Bapak atau Rama.
Berkolokasi dalam
pembicaraan tentang peneyebutan orang tua laki-laki.
- Ego menyebut orang tua perempuan dengan Simbok atau Biyung.
Berkolokasi dalam pembicaraan tentang penyebutan orang
tua perempuan.
- Ego menyebut kakak laki-laki dengan Kamas, Mas, Kakang Mas, Kakang, Kang.
Berkolokasi dalam pembicaraan tentang penyebutan kakak
laki-laki.
- Ego menyebut kakak perempuan dengan Mbak Yu, Mbak, Yu.
Berkolokasi dalam pembicaraan tentang penyebutan kakak
perempuan.
- Ego menyebut adik laki-laki dengan Adhi, Dhimas, Dik, Le.
Berkolokasi dalam pembicaraan tentang penyebutan adik
laki-laki.
- Ego menyebut adik perempuan dengan Adhi, Dhi Ajeng, Ndhuk, Dhenok.
Berkolokasi dalam pembicaraan tentang penyebutan adik
perempuan.
- Ego menyebut kakak laki-laki dari ayah atau ibu dengan Pak Dhe, Siwa, Uwa.
Berkolokasi dalam pembicaraan tentang penyebutan kakak
laki-laki dari ayah atau ibu.
- Ego menyebut kakak perempuan dari ayah atau ibu dengan Bu Dhe, Mbok Dhe, Siwa.
Berkolokasi dalam pembicaraan tentang penyebutan kakak
perempuan dari ayah atau ibu
- Ego menyebut adik laki-laki dari ayah atau ibu dengan Paman, Pak Lik, Pak Cilik.
Berkolokasi dalam pembicaraan tentang penyebutan adik
laki-laki dari ayah atau ibu.
- Ego menyebut adik perempuan dari ayah atau ibu dengan Bibi, Buklik, Ibu Cilik, Mbok Cilik.
Berkolokasi dalam pembicaraan tentang penyebutan adik
perempuan dari ayah atau ibu.
- Ego menyebut orang tua ayah atau ibu baik laki-laki maupun perempuan dengan Eyang, Mbah, Simbah, Kakek, Pak Tua. Sebaliknya Ego akan disebut Putu.
Berkolokasi dalam pembicaraan tentang penyebutan orang
tua ayah atau ibu baik laki-laki maupun perempuan.
- Ego menyebut orang tua laki-laki/ perempuan dua tingkat diatas ayah dan ibu Ego dengan Mbah Buyut. Sebaliknya Ego akan disebut dengan Putu Buyut, Buyut.
Berkolokasi dalam pembicaraan tentang penyebutan orang
tua laki-laki/ perempuan dua tingkat diatas ayah.
- Ego menyebut orang tua laki-laki/perempuan tiga tingkat diatas ayah dan ibu Ego dengan Mbah Canggah, Simbah Canggah, Eyang Canggah. Sebaliknya Ego akan disebut Putu Canggah, Canggah.
Berkolokasi dalam pembicaraan tentang penyebutan orang tua
laki-laki/perempuan tiga tingkat diatas ayah dan ibu Ego.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar